“Terkutuk,
Kanda Rahwana!
Menculik
Shinta adalah mencuri mestika kerajaan Ayodya
Meski
atas nama cinta, bukan begitu laku ksatria!
Kembalikan
sang dewi ke pangkuan Sri Rama,
dan
biarkan kuselesaikan tidurku yang tertunda.”
Sepuluh
kepala Rahwana menentang kata Kumbakarna
Diumbarnya
taring dalam mulutnya,
dan
dua puluh tangan terarah ke satu titik : medan laga!
Ke
sana sang adik mesti menuntaskan baktinya
Tak
ada waktu bersilang kata
Kemarahan
Sri Rama mengguncang bumi dan angkasa
Membangunkan
Hanoman mengumpulkan bala wanara,
dan
dari delapan penjuru mata angin menyerbu Alengka
“Bukan
demi Kanda Rahwana kupertaruhkan nyawa,
sebab
raja durjana tak pantas dibela
Tapi
tanah tumpah darah Alengka kujunjung tinggi hingga puncak swarga!
Apa
tak kupersembahkan bagi negeri?
Seandainya
panah Sri Rama memenggal kedua tanganku,
kupertahankan
kerajaan ini dengan kedua kakiku
Seandainya
dipenggalnya juga kedua kakiku,
kulawan
dengan tubuh buntungku
Sumpahku
pada Alengka :
Perjuangan tak kan usai,
sebelum kepala terlepas dari raga,
sebab kesetiaan pada negeri hanya
kepala taruhannya!”
Dhenok Kristianti, 2012
izin membacakannya untuk konten youtube dan media pembelajaran ya bu.
BalasHapus