Aku beringsut menjadi kecil
dan semakin mengecil
Akhirnya aku sebutir debu
Kutanggalkan jubah ungu yang berat
sebab sekarang aku debu
Kulepaskan mahkota di kepala
sebab sekarang aku cuma debu
Ia pun perintahkan angin menerbangkan lebih tinggi dan jauh
Aku debu, aku cuma debu!
Tak ada daya kecuali Ia yang mau
Disuruh-Nya angin membawaku
bergulir dan menempel di meja-meja perjamuan
Lain waktu diterbangkan melintasi samudera dan benua
menonton pacuan kuda dan pertarungan banteng,
menikmati matahari timbul tenggelam,
mendengar debur ombak dan suara alam
Ia berjanji mengizinkanku menyaksikan pertempuran akhir,
ular tua melawan putihnya cinta
Matahari meratap, bulan bintang terluka,
bukit-bukit tertunduk, laut menghentikan dendangnya
Setelah melewati satu masa, bakal kuikuti kesudahannya
: pesta kemenangan cinta,
di sebuah negeri yang
dipancangkan di angkasa
Karena aku debu, begitu banyak yang boleh kutahu
Karena aku debu, selalu dipercaya menjadi saksi bisu
Itu upahku!
2013, Dhenok Kristianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar