Perempuan
itu menggendong anaknya,
tak lagi
bernyawa
Ingin ia
meratap, atau memuntahkan amarah,
tapi pada
siapa?
Sepanjang
malam ia bergulat melawan maut
Maut dengan
jari-jari gurita yang bergerak ke arah anaknya
Terus
bergerak di antara tangis bulan yang menahan lapar dan dahaga
Ia dekap
anak semata wayang berlari menembus malam,
segera
mengetuk hati dokter
Diketuknya,
tapi dokter kehilangan kunci menuju cinta
Barangkali
terjatuh di antara tumpukan jubah putih,
yang tak
putih benar warnanya
Bergegas ia
ke puskesmas
Napas
anaknya datang dan pergi,
berbunyi
bagai gesekan biola,
mendesirkan
darah ke ubun-ubun yang terasa nyeri
Dokter jaga
menggelengkan kepala
Obat tak
memadai, peralatan tak lengkap
Ke rumah
sakit anak itu mesti dibawa
Di UGD
nasibnya teronggok menjadi sampah
Tanpa
jamkesmas mesin rumah sakit tak bisa digerakkan,
dan
jari-jari maut gurita, semakin liar menuntaskan tugas
Perempuan
itu menggendong anaknya,
tak lagi
bernyawa!
Telunjuknya
lurus dibidikkan ke angkasa : Engkaukah di sana?
2012, Dhenok
Kristianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar