Selasa, 28 April 2015

PEREMPUAN YANG KALAH


Perempuan itu menggendong anaknya,
tak lagi bernyawa
Ingin ia meratap, atau memuntahkan amarah,
tapi pada siapa?
                       
Sepanjang malam ia bergulat melawan maut
Maut dengan jari-jari gurita yang bergerak ke arah anaknya
Terus bergerak di antara tangis bulan yang menahan lapar dan dahaga
Ia dekap anak semata wayang berlari menembus malam,
segera mengetuk hati dokter
Diketuknya, tapi dokter kehilangan kunci menuju cinta
Barangkali terjatuh di antara tumpukan jubah putih,
yang tak putih benar warnanya

Bergegas ia ke puskesmas
Napas anaknya datang dan pergi,
berbunyi bagai gesekan biola,
mendesirkan darah ke ubun-ubun yang terasa nyeri
Dokter jaga menggelengkan kepala
Obat tak memadai, peralatan tak lengkap
Ke rumah sakit anak itu mesti dibawa

Di UGD nasibnya teronggok menjadi sampah
Tanpa jamkesmas mesin rumah sakit tak bisa digerakkan,
dan jari-jari maut gurita, semakin liar menuntaskan tugas
Perempuan itu menggendong anaknya,
tak lagi bernyawa!
Telunjuknya lurus dibidikkan ke angkasa : Engkaukah di sana?


2012, Dhenok Kristianti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar