Kamis, 23 April 2015

SAJAK UNTUK DRUPADI (dan para perempuan yang dihinakan)

Sang Dewi,
singkirkan jemari dari wajahmu,
tak perlu kaututupi!
Keringkan lelehan air dari matamu,
tak perlu kautangisi
Siapa semestinya menanggung malu?
Bukan kau, bukan!
Para lelaki suamimu,
mestinya mengerat sendiri kemaluan mereka,
menaruhnya di pinggan perak di meja judi
Katakan :
            Batang lingga hanya pantas bagi sejatinya lelaki,
            bukan untuk pecundang yang hancurkan harkat diri

Jangan takut, Drupadi
Aku Sang Hyang Wenang, membalut tubuhmu dengan selendang pelangi
Panjangnya dari kutub bumi hingga puncak Swargaloka
Mata jalang Kurawa tak mampu tembus kulitmu yang tembaga
Walau Dursasana melenguh dan basah oleh peluh,
tak kan sanggup ia menggulung selendang kehormatanmu

Mencibirlah Sang Dewi, tatap dengan sinis!
Katakan pada para lelaki yang kehilangan nurani :
            12 X 12 purnama 12 X 12 bulan mati,
            kalian kan dicambuk di hutan-hutan tergelap
            Istana Astina merintih diinjak-injak kaki raksasa,
            sementara para kawula mengaduh,
            melata dengan lapar mendera

            Dan kau Dursasana!
            Para lelakiku saat ini bukan tandinganmu
            Mereka bahkan bersekongkol,
            mengira perempuan sepertiku cuma pembangkit nafsu
            Tunggulah Dursasana!
            Tanganku sendiri yang dibalur dendam,
            akan melemparmu ke kawah kematian,
            sebab aku perempuan, pantang dihinakan!


Dhenok Kristianti, 2012






Tidak ada komentar:

Posting Komentar