Selasa, 28 April 2015

JOGJA MENGAJARKU


Jogja mengajarku 1+1 hasilnya tak selalu 2
Kata Jogja, dalam sebuah angka bisa jadi ada berjuta senyum
Dalam senyum bisa jadi terselip kepalsuan 
Dalam kepalsuan bisa jadi gelegak amarah tertahan
Dalam amarah siapa tahu ada dendam ada cinta ada sakit
ada rindu ada ragu ada benci ada harap ada isak ada iba ada cemas
ada sisa-sisa bermacam rasa!
Pernak-pernik hidup itu perlu dijumlah juga,
mumpung lampu kamar masih menyala meski muram cahaya

Jogja mengajarku tepa selira
Kata Jogja, tetanggamu adalah saudaramu,
saudaramu semestinya menjadi sahabatmu
Mengapa riuh berpesta sementara ada yang berduka?
Jangan tusukkan belati di hatinya
Kalau ia tewas kau kehilangan sejuring jiwa,
lantas perjalananmu menjadi sedemikian hampa

Jogja mengajarku aja dumeh
Kata Jogja, putaran roda bisa sangat cepat
Di atas bukan raja, di bawah bukan hamba
Mengapa kaugasak sesama yang kausangka budak?
Jangan gilas saudaramu!
Kelak jika putaran roda menyeretmu ke titik nadir,
jangan sampai ia ganti membunuhmu!

Jogja mengajarku eling lan waspada, dudu banda dudu rupa, 
ngono yo ngono ning aja ngono, mikul dhuwur mendhem jero!
Jogja mengajarku selalu. Tak letih-letihnya!


2013, Dhenok Kristianti

tepa selira =  empati
aja dumeh =  jangan sok/jangan sombong
eling lan waspada =  selalu ingat/sadar dan waspada
dudu banda dudu rupa =  bukan harta bukan wajah
ngono yo ngono ning aja ngono =  boleh begitu  tapi jangan begitu (jangan keterlaluan)
mikul dhuwur mendhem jero =  menghargai tinggi-tinggi (jasa seseorang), mengubur dalam-dalam (kesalahan                                   seseorang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar