Jogja mengajarku 1+1 hasilnya tak selalu 2
Kata Jogja, dalam sebuah angka bisa jadi ada berjuta senyum
Dalam
senyum bisa jadi terselip kepalsuan
Dalam
kepalsuan bisa jadi gelegak amarah tertahan
Dalam
amarah siapa tahu ada dendam ada cinta ada sakit
ada rindu
ada ragu ada benci ada harap ada isak ada iba ada cemas
ada sisa-sisa
bermacam rasa!
Pernak-pernik hidup itu perlu dijumlah juga,
mumpung lampu kamar masih menyala meski muram
cahaya
Jogja
mengajarku tepa selira
Kata Jogja,
tetanggamu adalah saudaramu,
saudaramu
semestinya menjadi sahabatmu
Mengapa
riuh berpesta sementara ada yang berduka?
Jangan
tusukkan belati di hatinya
Kalau ia
tewas kau kehilangan sejuring jiwa,
lantas
perjalananmu menjadi sedemikian hampa
Jogja mengajarku
aja dumeh
Kata
Jogja, putaran roda bisa sangat cepat
Di atas
bukan raja, di bawah bukan hamba
Mengapa
kaugasak sesama yang kausangka budak?
Jangan
gilas saudaramu!
Kelak jika
putaran roda menyeretmu ke titik nadir,
jangan
sampai ia ganti membunuhmu!
Jogja
mengajarku eling lan waspada, dudu banda dudu rupa,
ngono yo ngono ning aja ngono, mikul dhuwur mendhem jero!
Jogja
mengajarku selalu. Tak letih-letihnya!
2013,
Dhenok Kristianti
tepa selira = empati
aja dumeh = jangan sok/jangan sombong
eling lan waspada = selalu ingat/sadar dan waspada
dudu banda dudu rupa = bukan harta
bukan wajah
ngono yo ngono ning aja
ngono = boleh begitu
tapi jangan begitu (jangan keterlaluan)
mikul dhuwur mendhem jero = menghargai tinggi-tinggi (jasa seseorang),
mengubur dalam-dalam (kesalahan seseorang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar