NGOPI BARENG TUHAN
Ngopi bareng Tuhan
sungguh tak nikmat
Ia tolak ajakanku
ngopi di cafe mahal di pinggir pantai
“Malu,” katanya.
Maka beginilah. Tuhan
dan aku berhadapan di kedai kecil di pinggir jalan
Secangkir kopi pahit
untuknya,
secangkir kopi manis
untukku
Kopi manisku serasa
sampah,
apalagi kopi
pahitnya tanpa gula
Tapi kenapa ia
tersenyum juga?
Ngopi bareng Tuhan
tak terasa bebas nikmatnya
Selalu ada gangguan
untuk hanya berdua
Aku dan Tuhan,
Tuhan dan aku,
tak bisa berdua saja
Mengapa selalu
menyelinap mahluk bersayap berwajah cahaya?
Berebut menyodorkan
begitu banyak keranjang pesan
permohonan-permohonan,
umpatan-umpatan,
secuil syukur
Semua bertanda mendesak
Semua minta diperhatikan oleh Tuhan
Tuhan yang sedang ngopi denganku,
di kedai kecil di pinggir jalan
Alangkah sibuk ia. Kopi
pun dingin
Diminum juga
pahitnya sampai ke ampas-ampasnya
Pada setiap teguk
terminum getir dunia,
getir yang tak
pernah diciptanya, tapi yang harus ia telan
karena cinta
karena cinta
Ngopi bareng Tuhan!
Hei...mau mencoba?
Dhenok Kristianti,
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar