Kesetiaan bagi Dewi
Gandari adalah membutakan indria
Ia tak sanggup
menikmati keindahan yang tak dilihat suaminya
Jujurkah ia, atau bersebab tiada cinta?
Dalam gelap ia bayangkan
Pandu Dewanata mendekap berahinya,
sementara tangan
buta Prabu Drestarasta, liar meraba menyingkap kainnya
Ia pun berharap
seratus bayi bakal menggeliat dalam rahim,
Nafsunya satu :
menandingi Dewi Kunti yang membuncahkan cemburu
Pilihan hidup tak
wisesa :
Ia izinkan nurani
diselimuti kebohongan dan kebencian
Bukankah si buta tak
mampu menuntun orang buta?
Mengapa ia menutup
mata, membenci Sang Surya?
Kegelapan yang
terlampau kelam,
membungkus rahimnya
dengan kutuk nestapa
Ia lupa, para dewa
perlu cahaya dalam mencipta
Tanpanya, bongkahan daging
bernyawa tanpa sukma,
lantas menjelma seratus
raksasa!
Seratus raksasa
dengan taring selalu lapar,
tak sekedar karma bagi
Dewi Gandari
Gaungnya adalah
cahaya yang dipadatkan,
menjadi kaca bagi siapa
yang ingin mendandani diri
Dhenok
Kristianti, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar