IA SEORANG WANITA
Wanita yang tercipta
mengapa tunduk dalam duka,
bergumam sambil meneteskan air mata?!
Ia tahu dari tulang rusuk asalnya
dekat jantung dan hati untuk dicinta
tapi mengapa berabad hanya aniaya?
Ingin ia percaya kabar yang dilantunkan angin :
Telah terangkat pintu berkarat yang menyekat
terburai sudah kungkungan adat yang menjerat
Tegaklah wanita, menarilah penuh martabat!
Aduhai!
Manakah gerbang yang sudah dibuka, atau ia buta?
Benarkah belenggu tak lagi mengikat, atau cuma sebuah harap?
Racun tak henti menetes dari lidah lelaki yang menikahinya
dicekokkan ke mulutnya, merusak ulu hati, mengacaukan denyut nadi
dan godam yang dipukulkan, meremukkan tubuh dan harkatnya
Dalam diam ia reguk nestapa demi nestapa,
Sebab mengadu adalah aib adalah celaka
Wanita yang tercipta
Wajahnya pucat bagai bulan hilang warna
perlahan ia bangkit, ingin bersatu dengan cakrawala
tapi kakinya goyah, tak mampu ia melangkah!
Dhenok Kristianti, 2011