Kamis, 23 April 2015

PULANG MENUJUMU

Gelombang lepas gelombang membawaku menujumu
Kian dekat biduk ke dermaga, kian galau ini rasa
Begitu gentar di antara rindu yang menggeletar
Adakah kau di labuhan, menjemput dengan kain basuh tersandang di bahu?
Aku datang, tak lagi membawa air mata, Kekasih!
Deraiannya tercecer di sepanjang pelayaran,
            teraduk bersama air laut yang semakin asin oleh sengsaraku

Bersua bersatu kita, itulah inti hari pelepasan
Tak sudi lagi kuingat langit gelap, pun gelombang pasang,
            atau cuaca buruk, atau kawan perjalanan yang menjemukan
Tidak juga elang laut yang mencuri bekal makan malamku,
            atau batu-batu karang yang menghadang,
yang memaksa bidukku putar haluan,
            mencari dan selalu mencari jalan pulang
               menujumu!

Sekejap lagi aku bakal sampai, kekasih!
Akankah kau keringkan sisa-sisa air laut di tubuhku
dengan kain basuh beraroma kembang melati?
Lantas rengkuhanmu yang kuat meremukkan tulang-tulang
Pasti aku lumer serupa adonan, menyatu di dalammu
Nanti di titik perpaduan yang musykil,
            bantu aku menghentikan perputaran bumi
            agar kunikmati percintaan terpanjang bersamamu,
            dalam keabadian, tanpa disela jeda waktu!


Dhenok Kristianti, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar