Selasa, 28 April 2015

AMUK MENGAMUK

Amuk mengamuk di kota-kota
Kuwartakan sekarang :
Sudah rata kota dengan tanah
Segala tugu menjulang segala taman setaman
tak lagi berpenunggu tak lagi nyaman
Kota sudah remuk!

Amuk mengamuk di desa-desa
Kukabarkan sekarang :
Sudah terkepung desa jadi sarang belatung
Entah ke mana hendak menggeliat
Tiada rupa tiada nyawa
Desa sudah remuk!

Sudah remuk sudah remuk
oleh Amuk mengamuk
Kuberitahu sekarang :
Dari matamu dari getir senyummu
Kulihat Amuk semakin berkecamuk

Amuk mengamuk tak cuma hancurkan pondok-pondok
Amuk mengamuk tak cuma hentikan dolanan bocah :
                 Tak ada lagi kanak-kanak bermain congklak
              Tak ada lagi gobaksodor, adu kelereng, atau kasti
              Tak ada lagi tembang dan tari Soleram pada pesta cahaya bulan
              Tak ada lagi lingkaran permainan di tanah lapang
              Tanah lapang tak sedikit pun menyisakan kenangan
Amuk mengamuk Amuk mengamuk!
Melanda menerjang menghancurkan segala
Juga kota. Juga desa. Juga negara. Juga saudara. Juga cinta. Juga jiwa!
             
Aku cemas
Ribuan Amuk dari rahimmu ikut mengamuk
Ke mana menyingkir dari Amuk mengamuk?
Atau mestikah ikut mengamuk dalam gelojohnya?
Aku tak mau!


2013, Dhenok Kristianti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar