Amuk mengamuk di
kota-kota
Kuwartakan sekarang
:
Sudah
rata kota dengan tanah
Segala
tugu menjulang segala taman setaman
tak
lagi berpenunggu tak lagi nyaman
Kota
sudah remuk!
Amuk mengamuk di
desa-desa
Kukabarkan sekarang
:
Sudah
terkepung desa jadi sarang belatung
Entah
ke mana hendak menggeliat
Tiada
rupa tiada nyawa
Desa
sudah remuk!
Sudah remuk sudah
remuk
oleh Amuk mengamuk
Kuberitahu sekarang
:
Dari
matamu dari getir senyummu
Kulihat
Amuk semakin berkecamuk
Amuk mengamuk tak
cuma hancurkan pondok-pondok
Amuk mengamuk tak
cuma hentikan dolanan bocah :
Tak ada lagi kanak-kanak bermain
congklak
Tak ada lagi gobaksodor, adu kelereng, atau kasti
Tak ada lagi tembang dan tari Soleram pada pesta cahaya bulan
Tak ada lagi lingkaran permainan di tanah lapang
Tanah lapang tak sedikit pun menyisakan kenangan
Amuk mengamuk Amuk
mengamuk!
Melanda menerjang
menghancurkan segala
Juga kota. Juga
desa. Juga negara. Juga saudara. Juga cinta. Juga jiwa!
Aku cemas
Ribuan Amuk dari
rahimmu ikut mengamuk
Ke mana menyingkir
dari Amuk mengamuk?
Atau mestikah ikut
mengamuk dalam gelojohnya?
Aku tak mau!
2013,
Dhenok Kristianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar