Kucoba meredam sepi
yang bergemuruh
Sepi yang mendesak
pembebasan
Dalam diam begitu
banyak yang berloncatan
Tak hanya tanda tanya
atau tanda seru
yang mengaduh
menuduh di tiap kelokan
Sebuah cermin dan
lampu pijar
menangkap semburat keindahan
ditingkah warna malam
Malam yang pekat,
yang sembunyikan gurat perjalanan
Ada ruang lembab di
sudut-sudut terjauh, terpencil, berkabut!
Gelisah mendesak
Bagai bocah sembunyikan
petasan di balik baju,
aku kuatir percik
api menyambar
meledakkan dada,
menghancurkan kepala
Mengapa sepi selalu
lebih lantang bersuara?
Juga lebih keras menampar
pusat rasa
Ingin kuredam sepi
agar tak usah bicara,
tapi diam-diam aku
kangen menyimak wejangannya
Ingin kuhancurkan
cermin agar tak pantulkan lorong rahasia,
tapi aku tahu tak
terhapuskan tapak-tapak basah
Dalam hening udara
menggeliat dan lantang bersabda
Aku diam menyerahkan
diri di hadapan sang sepi
: Ajarlah aku mengerti, bantulah aku
menjadi!
2013,
Dhenok Kristianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar