Selasa, 28 April 2015

DALAM DIAM


Kucoba meredam sepi yang bergemuruh
Sepi yang mendesak pembebasan
Dalam diam begitu banyak yang berloncatan
Tak hanya tanda tanya atau tanda seru
yang mengaduh menuduh di tiap kelokan

Sebuah cermin dan lampu pijar
menangkap semburat keindahan ditingkah warna malam
Malam yang pekat, yang sembunyikan gurat perjalanan

Ada ruang lembab di sudut-sudut terjauh, terpencil, berkabut!
Gelisah mendesak
Bagai bocah sembunyikan petasan di balik baju,  
aku kuatir percik api menyambar
meledakkan dada, menghancurkan kepala

Mengapa sepi selalu lebih lantang bersuara?
Juga lebih keras menampar pusat rasa

Ingin kuredam sepi agar tak usah bicara,
tapi diam-diam aku kangen menyimak wejangannya
Ingin kuhancurkan cermin agar tak pantulkan lorong rahasia,
tapi aku tahu tak terhapuskan tapak-tapak basah

Dalam hening udara menggeliat dan lantang bersabda
Aku diam menyerahkan diri di hadapan sang sepi
            : Ajarlah aku mengerti, bantulah aku menjadi!



2013, Dhenok Kristianti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar