Selasa, 28 April 2015

DI DEPAN LORONG ANTARA - Catatan ke-3 buat Sa


Fana! Fana!
Di bumi ini apa yang baka selain Ruh pengembara?
Kita sering menertawakan maut,
juga orang-orang yang gentar menghadapinya
Mengapa setelah tiba di tubir ini,
kita tak sanggup menenteramkan diri?
Wajah maut serasa mencekam, buruk, menyeringai
Ia seperti goa dengan mulut menganga, selalu lapar!
Padahal siapa tahu sebenarnya ia penuh cinta?
Membantu melepaskan pakaian kita yang lusuh dan compang-camping
            : raga yang kian rapuh!
Siapa tahu sebenarnya ia menanti dengan kerinduan seorang ayah,
yang anaknya dalam perjalanan pulang dari letih pengembaraan

Mestinya tak kita kuatirkan kematian
sebab ia penyempurna, lorong antara menuju rumah
Cuma kesakitan yang sering mendahului, alangkah menakutkan
Mari erat berpegangan!
Siapa tahu tangan yang saling genggam melumerkan rasa sakit
Tangan cinta!
Hanya itu yang kita punya


2013, Dhenok Kristianti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar