Fana! Fana!
Di bumi ini apa yang baka
selain Ruh pengembara?
Kita sering menertawakan maut,
juga orang-orang yang gentar
menghadapinya
Mengapa setelah tiba di tubir ini,
kita tak sanggup menenteramkan diri?
Wajah maut serasa mencekam, buruk, menyeringai
Ia seperti goa dengan mulut
menganga, selalu lapar!
Padahal siapa tahu
sebenarnya ia penuh cinta?
Membantu melepaskan pakaian kita
yang lusuh dan compang-camping
: raga yang kian rapuh!
Siapa tahu sebenarnya ia menanti
dengan kerinduan seorang ayah,
yang anaknya dalam
perjalanan pulang dari letih pengembaraan
Mestinya tak kita kuatirkan kematian
sebab ia penyempurna, lorong antara menuju rumah
Cuma kesakitan yang sering
mendahului, alangkah menakutkan
Mari erat berpegangan!
Siapa tahu tangan yang
saling genggam melumerkan rasa sakit
Tangan cinta!
Hanya itu yang kita punya
2013, Dhenok Kristianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar