Inikah 2 pengacau tubuhmu, Sa?
Begitu jelek tampang mereka
Jelek dan jahat!
Satu berselaput lendir satu
berlumur darah
Bagaimana bisa kau tetap
seperti kijang,
melompat-lompat dari satu
batu cadas ke batu cadas berikutnya?
Selalu kausembunyikan sakitmu
sebab apa pun rasa
sesungguhnya tidak pernah bisa dibagi
Sa, kamu kejam pada diri sendiri, raga mungil yang selalu rela
Bukankah ia setia membuntuti
ke mana kaupergi,
ikut mengasah pualam-pualam
hitam,
menemanimu menjalani sunyi,
juga mengantarmu pada kecermelangan kini?
Lain kali cobalah peka mendengar rintihnya,
seperti kau selalu peka pada rintihanku
Meski suaranya selirih desah
angin, tapi ia tubuh, Sa!
Rumah yang harus kau buat
nyaman
untuk Ruh jiwamu yang sedang
diutus berkelana
Pengelanaan dengan cucuran
air mata, tapi tidak sia-sia
Pada setiap tetesnya ada senyum
kanak-kanak yang kaubela
Senyum yang kelak membuka
gerbang timur negeri matahari
Dengarlah, Sa!
2013, Dhenok Kristianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar