Kamis, 23 April 2015

PEMBELOTAN WIBISANA

Biar katamu aku pengkhianat,
langkahku tak surut menuju Ayodya
Bukan negeri kubela,
bukan pula saudara
Dharma memanggilku untuk menegakkannya

Maafkan aku, Kanda Rahwana
Lakumu yang dursila menistakan kerajaan raksasa
Tak guna gagah perawakanmu
Tak guna tampuk kuasa dan saktimu
Nafsu memiliki yang bukan hak, kauhidupi dari waktu ke waktu
Senopati dan kawula, kautumbalkan demi kesombongan dan keserakahan
Apa makna kedudukan bagimu, kecuali bebas menggilas dan menindas?

Aku Wibisana, tak gentar pada taringmu
Habis hormatku pada sepuluh kepala dan duapuluh tangan
            yang tak henti bergerak merangsek sini-sana
Lumpur Alengka harus dikibaskan
Negeri penuh angkara harus dimusnahkan

Dan Kanda Kumbakarna, pilihanmu kuhormati,
tapi di simpang ini kita tak sehati
Bagiku kebenaran di atas segala,
siapa mengingkarinya tak pantas punya nyawa

Maka kuserukan: 
            tak sudi mengabdi pada kebejatan!
            Aku menyeberang!


Dhenok Kristianti, 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar