Biar katamu aku
pengkhianat,
langkahku tak surut
menuju Ayodya
Bukan negeri kubela,
bukan pula saudara
Dharma memanggilku
untuk menegakkannya
Maafkan aku, Kanda
Rahwana
Lakumu yang dursila
menistakan kerajaan raksasa
Tak guna gagah perawakanmu
Tak guna tampuk
kuasa dan saktimu
Nafsu memiliki yang
bukan hak, kauhidupi dari waktu ke waktu
Senopati dan kawula,
kautumbalkan demi kesombongan dan keserakahan
Apa makna kedudukan
bagimu, kecuali bebas menggilas dan menindas?
Aku Wibisana, tak
gentar pada taringmu
Habis hormatku pada
sepuluh kepala dan duapuluh tangan
yang tak henti bergerak merangsek
sini-sana
Lumpur Alengka harus
dikibaskan
Negeri penuh angkara
harus dimusnahkan
Dan Kanda
Kumbakarna, pilihanmu kuhormati,
tapi di simpang ini
kita tak sehati
Bagiku kebenaran di
atas segala,
siapa mengingkarinya
tak pantas punya nyawa
Maka kuserukan:
tak sudi mengabdi pada kebejatan!
Aku menyeberang!
Dhenok
Kristianti, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar