Seperti benih engkau
ditanam
Doa dan asa
dilantunkan ibu-bapamu
tiap malam tiap
pagi,
tiap tarikan napas
yang kian berat
Sebutir benih yang
tak kasat mata,
Ia tumbuhkan sebagai
pohon tarbantin
kokoh gagah, tinggi
menjulang
Hijau daun-daunmu
kemilau emas dibalut cahaya surga,
akar-akarmu liar
menelusup mencari muara
Aku ibu-bapamu,
melihat yang tak terlihat
Ada angkuh
menggeliat di batangmu yang tembus kabut,
ada rakus mengguncang
carang-carang ke segenap ruang,
ada gelisah meradang
mengoyak takdir
Berhentilah!
Kauboleh tinggi,
tapi jangan hatimu!
Boleh kausantap
kesempatan, tapi jangan saudaramu!
Pohon yang menjulang
kan ditebang,
cabang-cabang yang
loba menjadi kayu bakar
di tungku perapian-Nya
takdir yang
dipermainkan, membuka lebar mulutnya,
memangsa dan menggulung dalam
pusaran nestapa
Ibu-bapamu tak putus
meminta
Jadilah hebat, namun
jangan berkubang laknat!
Dhenok
Kristianti, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar