Minggu, 25 Mei 2014

TUNGGU, SEBENTAR LAGI!

Jam berapakah ini menurut waktumu?
Dalam hitunganku semestinya malam belum lagi tiba
tapi gelap merebak di penjuru kota
Kau tahu, sedang kusiapkan bekal untuk berangkat
tapi tanpa cahayamu mana bisa aku melihat?

Ingin kubawa wajahku, tapi hanya kutemukan sebentuk topeng!
Ingin kubawa hatiku, tapi hanya sebongkah batu!
Ingin kubawa hasil tanganku, tapi keranjang ini masih hampa!

Mestikah aku berangkat juga karena lonceng bergema dua belas kali?
Tapi tanpa bekal aku jadi kecut, aku jadi sangsi

Tunggulah sebentar,
kucari dulu yang memang wajahku
Tunggulah sebentar,
sampai kujelmakan cinta di keras hatiku  
Tunggulah sebentar,
biar kupotong tanganku dan kuberikan pada tetangga sebelah
kudengar anaknya hampir mati karena bapa-ibunya menyuapi dengan sampah
Tunggulah sebentar!

(Hei, masihkah kau sabar?)


                                                     Dhenok Kristianti, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar