karena
aku bangun pagi
menyiapkan
kopi untuk suamiku
dan
sarapan untuk anak-anakku
Alangkah mudah membuat hati Tuhan
senang!
Jam
delapan, Tuhan tersenyum padaku
karena
kubawakan tas kerja suamiku
dan
kuantar ia hingga pintu gerbang
Ketika
kucium tangannya
dan
ia cium dua keping pipiku,
senyum
Tuhan semakin lebar dan mata-Nya semakin berbinar
Alangkah mudah membuat Tuhan bangga!
Jam
sepuluh, Tuhan menitikkan air mata haru
karena
kumatikan televisi
dan
di kamar aku berdoa untuk suami dan anak-anakku
“Lindungilah
mereka dari yang jahat!”
Alangkah mudah membuat Tuhan
mengabulkan permohonan!
Sore
hari, kudengar seruan “Wow!” dari bibir Tuhan
karena
kutanggalkan daster tuaku
untuk
menyambut suamiku pulang
Kupakai
setelan longgar warna jingga berbunga kecil
dan
kupakai parfum segar
sekuntum
melati kusematkan di antara gerai rambutku
Alangkah mudah membuat Tuhan
memujiku!
Malam
hari, Tuhan mengangguk-anggukkan kepala-Nya kepadaku
karena
kulayani suamiku di meja makan
karena
kupasang telingaku mendengar keluhannya tentang pekerjaan
Kuhibur
dan kupuji suamiku
agar
kembali bangkit semangatnya
agar
kuat ia menjadi kepala
Aku
pun pergi kepada anak-anakku
menemani
mereka belajar
menyajikan
susu hangat dan selembar roti keju
agar
ada cinta dalam kegigihan mereka menata masa depan
Alangkah mudah membuat Tuhan
berpihak kepadaku!
Jam
sepuluh malam, saat suamiku menggosok gigi,
tiba-tiba
Tuhan menepuk pundakku
Ia
ulurkan setangkai mawar putih, hadiah untukku
“Kamu
lelah?” tanya-Nya
“Saya
bahagia,” jawabku
Tuhan
merengkuhku dalam pelukan-Nya
angin
semilir dihembuskan-Nya di telingaku
Ia
berjanji akan menyuruh suamiku
untuk
lebih mencintaiku
Alangkah mudahnya Tuhan menurunkan surga di
dunia!
Alangkah mudahnya!
Dhenok Kristianti, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar