Minggu, 25 Mei 2014

TENTANG INDONESIA

Puisiku hari ini tentang Indonesia
yang kata guruku di SD :
Inilah zamrud di Katulistiwa!
Kaya alamnya, gemah ripah loh jinawi istilahnya
Ramah tamah penduduknya dan santun pula
Guruku bercerita hingga berbuih sudut-sudut bibirnya
            Kita punya tambang batu bara di Ombilin,
            tambang aspal di Pulau Buton,
            biji besi di Pulau Sumba,
dan tambang emas di Papua
Dahulu kala, rempah-rempah kita digandrungi lebah-lebah Eropa
Jangan pernah lupa, hutan-hutan Kalimantan adalah paru-paru dunia!
Tanpa Indonesia bumi kehilangan nafasnya!
                       
Aku percaya dan alangkah bangga!
Lebih-lebih kata ‘kita’, kepastian bahwa Indonesia milik bersama

Kini, 40 tahun sesudahnya, aku bertanya-tanya :
            Bohongkah ia, guru SD-ku yang wisesa?
Karena lewat televisi kusaksikan :
manusia yang satu melawan manusia lain,
bantai-membantai tak pernah usai
juga jurang-jurang kian lebar menganga
Ada yang berumah di istana-istana raja.
tetapi banyak yang tak punya tempat untuk meletakkan kepala!
Ada yang makan minum hingga mabuk,
tapi kelaparan meraja lela di sudut-sudut kota!




Bohongkah guruku, atau perputaran masa mengubah segala?
Karena kubaca di koran-koran :
            hutan Kalimantan tinggal sejengkal
            tambang-tambang tak sepenuhnya milik Indonesia
ke mana larinya?
masuk ke pundi-pundi siapa?
Sampah dan limbah mengental di lubuk-lubuk sungai
            penyakit dan amarah mencuat di ujungnya
            Inikah negeri pusaka, tanah Surga di dunia?
             
Astaga! puisiku hari ini tentang Indonesia
kumpulan semut yang mati di gudang gula!



                                                             Dhenok Kristianti, 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar