kubawa terbang Merah – Putih
Di angkasa raya kupancangkan
kebanggaan negeri
Berkibar dwi warna, berkabar
kejayaan pertiwi
- Itulah harapan hari depan, anakku
Dengan cinta yang kaubaktikan, ketuklah
pintu Surga!
Mimpimu kelak jadi nyata, jika tanganmu tak lelah berkarya!
+ Tapi Bunda,
mengapa anyir darah dan air mata
menggenang di negeriku?
Irian bergolak, Maluku membara, Poso
tercabik!
Prahara silih berganti, tiada henti
:
Aku meratap untuk Aceh
Dada
tercekat oleh gempa, letusan gunung, badai, banjir,
lumpur panas, kelaparan, kecelakaan,
penyakit yang mewabah, pendidikan tak tergapai, nyawa tanpa harga
Seluruh persada
tunduk dalam duka :
Nestapa, Bunda! Nestapa!
- Mari kusapu air matamu, Nak!
Karena ratap menutup pintu-pintu
harap
Lipat tangan mohon belas kasihan
Ia kan menghapus air mata, Ia kan membebat
setiap luka
Indonesia Ia
punya, Indonesia Ia cinta!
+ Aku mau, Bunda!
Restui aku wujudkan mimpi-mimpi
Di angkasa kan kukibarkan
panji-panji!
- Ayunkan langkah, anakku
Ratakan jalan terjal, singkirkan
onak duri
Dengan karya dan cinta yang memancar,
hiaslah tanah pusaka : Indonesia Raya!
Dhenok
Kristianti, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar