Inilah, Rabbi :
tubuh
telanjang, ruh telanjang
kuhaturkan
utuh pada-Mu :
dengan
dendamnya, dengan cintanya,
dengan
lukanya, dengan aromanya
Mari bercinta!
Menggumpallah
darah-Mu dalam nadiku
Menyatulah
daging-Mu dan dagingku
Tutup
indera-Mu, ya Rabbi :
abaikan bau tak sedap
ragaku
lupakan khianat demi
khianat yang pernah kubuat
abaikan barah
yang gerogoti setiaku pada-Mu
Memang, makin tak pantas jadi permaisuri-Mu
Mamon-mamon di
persimpangan
menatokan
namanya di sekujur tubuh dan ruhku
Walau kecewa, jangan tolak aku!
Tangkupkan langit bumi, satukan jiwa
Puaskan lapar dahagaku!
Jika memang harus
Kaubakar, bakarlah dalam api-Mu
Sampai ketelanjangan ini tak lagi menjijikkan
Sampai aku jadi pualam
yang menggairahkan kekudusan-Mu
Mari bercinta!
Dhenok Kristianti, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar